UJIAN
AKHIR SEMESTER
KAPITA SELEKTA
Dosen
Mohamad
Ali Murtadho, S.Kom, M.Kom
Oleh
:
Nama : Ichsan Royhanda Ardiansyah
NIM : 4117070
Kelas/Semester : B/6
PROGRAM
STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2020
1.Pengalaman saya Ketika
belajar online awalnya agak sedikit ada gangguan dikarenakan sinyal didaerah
rumah saya yang kurang baik dan setelah satu bulan baru saya memasang wifi nah
disitu saya dapat belajar dengan maksimal karena belajar secar online yang
paling utama sebenarnya sinyal kita
Untuk kendala selain sinya ada
tugas orang tua kadang jam yang akan kita ikuti untuk seminar berbenturan
dengan kegiatan saya dirumah jadi harus mengalah salah satu
Dan saya pun mendapat
pengalaman dari mengikuti berbagai situs online dan seminar yang berbau IT
2.Aktifitas selama belajar
dirumah yang utama seharusnya membutuhkan kuota atau jaringan yang memadai
untuk belajar secara daring dan online ,sudah banyak situs yang membuat kita
untuk meningkatkan skill kita terutama di dunia coding seperti dicoding
,dicoding sendiri sangat bagus untuk yang ingin memperdalam ilmu coding dan
banyak lagi situs lainnya
Disini selama saya mengikuti
kegiatan daring secara online banyak hal yang sya ikuti mulai dari seminar
online yang pembicaranya merupakan tokoh IT hebat dan saya bisa ambil
pengalaman dari situ Ketika beliau memberikan pengalaman selama didunia
IT,sebenarnya belajar secara online juga efektif untuk jenjang perkuliahan
karena mahasiswa saya rasa sudah dituntut untuk memperdalam ilmunya secara
mandiri dan tidak hanya mengandalkan dosen ataupun ilmu dari kampus untuk mengembangkan diri
supaya dapat bersaing nantinya didunia kerja
3. Peran Teknologi Data dalam Mitigasi Penyebaran COVID-19
Direktur Jenderal World
Health Organization (WHO) menyatakan pada tanggal 30 Januari 2020 bahwa virus
corona atau yang sekarang disebut COVID-19, sebagai public-health
emergency of international concern. Tidak disangka bahwa enam minggu setelah
pengumuman tersebut, WHO menyatakan bahwa COVID-19 merupakan sebuah pandemik.Jika
dibandingkan dengan virus-virus sejenis yang sebelumnya telah beredar dalam dua
abad terakhir seperti SARS, dan Ebola, Covid-19 perlu menjadi perhatian khusus
mengingat tingkat penyebaran dan infeksi virus ini yang tergolong cepat.
Penyebaran COVID-19 juga “diperparah” dengan situasi dunia saat ini yang
semakin terhubung dan terkoneksi, baik secara fisik maupun digital.Pemerintah
di berbagai negara menerapkan kebijakan social distancing atau
sering juga digunakan istilah physical distancing, yaitu
kebijakan non-farmasi untuk mencegah penyebaran wabah dengan cara menjaga jarak
antara setiap individual dan mengurangi frekuensi pertemuan diantara mereka.
Banyak negara memanfaatkan teknologi untuk dapat mengetahui efektivitas
kebijakan dimaksud. Namun
karena perkembangan infrastruktur teknologi komunikasi yang berbeda pada
masing-masing nagara, kita menyaksikan berbagai model pemanfaatan teknologi
data yang menarik untuk menjadi pelajaran. COVID-19 sudah
menjangkau lebih dari 190 negara. Dengan karakteristik tingkat penyebaran yang
tinggi, semakin banyak negara, terutama dengan tingkat pasien positif tinggi,
yang mengandalkan teknologi data untuk memitigasi dan memonitor penyebaran
COVID-19 di negaranya masing-masing. Memang, terdapat kontroversi tersendiri
terkait dengan penggunaan teknologi data ini, terutama di negara-negara
demokratis, yang menyangkutpautkannya dengan perlindungan privacy seseorang.
Menurut penelitian yang telah dilakukan pada saat epidemi serupa terjadi
sebelumnya, data telepon seluler memainkan peranan yang penting dalam
membendung penyebaran sebuah penyakit epidemik. Sebagai contoh, penggunaan data
telepon seluler sudah menunjukkan potensi dalam memprediksi penyebaran spasial
virus kolera selama epidemi kolera di Haiti pada tahun 2010, sementara
penggunaan analisis data juga menunjukkan efektivitasnya selama krisis Ebola di
kawasan Afrika Barat pada tahun 2014-2016. Dalam kasus Swiss, di mana sudah
terdapat lebih dari 15.000 orang yang positif terjangkit COVID-19, Pemerintah
setempat telah bekerja sama dengan operator seluler terbesar di Swiss, yaitu
Swisscom, untuk mendeteksi dan melihat apakah masyarakat mematuhi imbauan
Pemerintah, serta untuk melihat penyebaran kerumunan masyarakat dengan
menggunakan data pengguna telepon genggam. Analisis data tersebut dilakukan
secara anonim, sehingga tidak mengganggu privasi seseorang atau pengguna
telepon genggam. Kerja sama Pemerintah Swiss dengan operator seluler ini
semata-mata dalam rangka mengurangi penyebaran pandemik COVID-19 Kita
juga dapat melihat bagaimana negara-negara lain memanfaatkan teknologi data
yang tersedia untuk mengatasi COVID-19 ini. Di Amerika Serikat (AS), sejumlah
startup sedang mengerjakan aplikasi untuk memantau dan melacak infeksi dan
penyebaran COVID-19. Pemerintah AS juga sedang berbicara dengan Facebook,
Google dan perusahaan teknologi lainnya tentang kemungkinan menggunakan data
lokasi dan pergerakan dari telepon genggam untuk memerangi COVID-19.
Negara-negara Eropa memanfaatkan jaringan telepon genggam secara anonim untuk
mengamati seberapa baik masyarakatnya mematuhi imbauan Pemerintah untuk tidak
melakukan aktivitas di luar rumah. Kebijakan yang lebih keras dilakukan oleh
Israel. Pemerintah setempat dapat melacak pasien atau individu yang dinyatakan
positif COVID-19, sementara Iran juga mengambil langkah serupa yang
memungkinkan Pemerintah melacak individu yang positif melalui aplikasi khusus.
Jurnal
RANCANG
BANGUN PENGAMAN PINTU MENGGUNAKAN SIDIK JARI (FINGERPRINT) DAN SMARTPHONE
ANDROID
Abstrak
Judul penelitian ini
adalah sistem keamanan pintu menggunakan sidik jari (fingerprint) berbasis
mikrokontroler. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem keamanan pintu
dengan menggunakan fingerprint dan aplikasi yang dipasang pada smartphone
android. Fingerprint yang telah diakses oleh jari-jari dari anggota keluarga
akan memberikan data kepada mikrokontroler untuk diolah yang kemudian akan
memberikan perintah kepada mikrokontroler untuk diolah yang kemudian akan
memberikan perintah kepada solenoid untuk membuka kunci pintu. Selain itu
sistem keamanan ini juga dapat dikendalikan lewat smartphone android yang telah
diinstal aplikasi yang dirancang sendiri oleh penulis. Metode penelitian dalam
skripsi ini meliputi studi pustaka, perancangan sistem, pembuatan mekanik,
perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan baik pada mekanik maupun pada
elektronik yang telah dibuat serta melihat tujuan dari penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut: peralatan ini telah diuji dan dapat digunakan
untuk membantu sistem keamanan pada pintu rumah dengan menggunakan fingerprint
dan smartphone android.
Kata kunci : Sidik Jari (Fingerprint), Smartphone Android
1.
Pendahuluan Salah satu pemicu tindak kejahatan
kriminalitas adalah adanya perbedaan tingkat kesejahteraan di masyarakat yang
sangat jauh. Perampokan yang terjadi di rumah, maupun kantor sangat sering kita
dengar akhir-akhir ini, apalagi musim hari raya tiba. Seperti himbauan dari
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan sejak dua tahun
lalu, ada peningkatan pencurian dengan sasaran rumah kosong yang ditinggal
mudik para pemiliknya. "Tahun 2010 kejahatan tersebut mencapai 174
kejadian, sedangkan tahun 2011,Tindak kriminal perampokan sangat membuat warga
masyarakat resah, khususnya di daerah perkotaan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk menghindari tindak kriminal perampokan pada rumah maupun kantor, seperti
menyewa pertugas keamanan seperti satpam untuk berjaga-jaga. Tentu hal ini akan
menambah pengeluaran biaya perbulannya. Seringkali kita melihat kejadian
perampokan rumah maupun kantor masuk melalui jalur pintu dan jendela, untuk
jalur jendela dapat diatasi dengan memasang trailis besi, sedangkan untuk jalur
pintu sedikit sulit karena lebar pintu yang terlalu besar serta merupakan akses
utama masuk dan keluarnya orang. Saat ini tingkat keamanan kunci pintu yang ada
dipasaran sudah dapat dikatakan tidak aman lagi. Dengan bermodalkan 2 kawat
seseorang dapat membukan kunci pintu dengan mudah hanya dalam hitungan menit
saja. Disinilah awal dari permasalah tersebut, sistem keamanan kunci yang
lemah. Penerapan teknologi elektronika sebagai salah satu solusi diangap paling
relevan untuk di terapkan. Adapun sistem pengaman yang akan dibuat oleh penulis
adalah sistem pengaman yang dilengkapi dengan autentifikasi biomedik atau biasa
disebut sebagai sidik jari yang dilengkapi dengan kontrol dari smartphone
android. Seseorang harus menempelkan jarinya pada sensor apabila ingin membuka
pintu rumah, pintu akan terbuka jika sidik jari yang di tempelkan sama dengan
data sidik jari pada sistem atau seseorang dapat membuka pintu rumah hanya
dengan manjalankan aplikasi yang sebelumnya telah terinstal di smartphone
android. Judul yang akan di angkat oleh penulis adalah “Rancang Bangun Pengaman
Pintu Menggunakan Sidik Jari (Fingerprint) dan Smartphone Android”
2.
Tinjauan Pustaka Sidik jari (bahasa Inggris:
fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil,
dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karenapernah
tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada
bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung
jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari
yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu
sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur
tertentu. Sensor sidik jari (Fingerprint) telah banyak yang beredar di pasaran,
untuk itu salah satu sensor sidik jari yang murah meriah akan tetapi sangat
baik kerjanya adalah fingerprint dari adafruit.com yang mana sensor ini akan
mengirim data ID sidik jari memalui komunikasi serial. Berikut gambar dan
spesifikasi sensor fingerprint dari
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang
dapat digunakan untuk mengendalikan suatu sistem, baik yang bersifat sederhana
maupun kompleks. Chip ini dibuat dengan beberapa ciri khasnya, yaitu memiliki
memori internal yang relatif sedikit dengan beberapa varian seperti memiliki
unit input/output langsung, memproses bit, memiliki program relatif sederhana
yang berhubungan langsung dengan input/output. Sedangkan untuk aplikasinya,
sistem ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu memiliki program khusus
yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu,
mengkonsumsi sedikit daya, murah, memiliki
rangkaian dan unit input/output yang sederhana dan kompak, serta tahan lama.
Chip ini mudah diprogram, sederhana dan baik untuk para pemula atau profesional
dibidang elektronika (Usman, 2008). Mikrokontroler ATMega 8 merupakan mikrokontroler
CMOS dengan daya rendah yang memiliki AVR RISC 8 bit. Instruksi dikemas dalam
kode 16 bit dan dijalankan hanya dengan satu siklus clock. Struktur I/O yang
baik dengan sedikit komponen tambahan diluar. Fasilitas internal yang terdapat
pada mikrokontroler ATMega 8 adalah UART, Pulse Width Modulation (PWM), ADC,
Analog Comperator, timers, SPI, pull-up resistors, Ocilators dan watch-dog
timers.
Buzzer adalah komponen elektronik yang
dapat menimbulkan suara dari membran yang terdapat kumparan. Dengan kata lain
buzzer berfungsi untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara,
buzzer bekerja pada tegangan DC sedangkan speaker bekerja pada tegangan AC.
Harga buzzer di pasaran relatif cukup murah dengan spesifikasi yang
bermacam-macam, tegangan kerja dari buzzer juga bervariasi diantaranya 5V, 9V,
12V, 24V dan lain-lain. Aplikasi buzzer biasanya digunakan untuk indikator
sistem yang menyatakan kondisi tertentu. Gambar 2.3 adalah gambar salah satu
buzzer yang digunakan pada sistem manometer digital ini dengan tegangan kerja 5
volt.
Integrated Voltage Regulator circuit atau
biasa disebut dengan regulator 3 terminal merupakan sebuah komponen elektronika
yang dirancang untuk mempertahankan tegangan output serta memiliki riple yang
kecil, dan didalam penggunaanya cukuplah mudah. Gambar 2.4 merupakan contoh IC
regulator tengangan positif 3 terminal 7805.
Driver dibutuhkan untuk menguatkan tegangan
maupun arus, seperti yang diketahui penulis bahwa mikrokontroler tidak dapat
dihubungkan kebagian beban yang membutuhan arus dan tegangan lebih dari 5 volt.
Oleh sebab itu penulis membutuhkan sebuah perangkat yang bernama driver, yang
mana driver ini bertujuan untuk menggerakan aktuator atau untuk menaikan maupun
menstabilkan tegangan output. Salah satu IC yang dapat dijadikan driver adalah
IC keluaran dari MICREL
3.
Metodologi Penelitian a. Langkah-langkah
Perancangan Langkah perancangan alat ini yaitu perancangan elektronik yang
meliputi semua tahap dari pengerjaan yang berhubungan langsung dengan
rangkaian, diantaranya adalah: 1. Desain Rangkaian atau dengan kata lain
menganalisis rangkaian yang dibutuhkan untuk menunjang kerja sistem. 2.
Pembuatan layout pada PCB merupakan langkah pembuatan dari skematik rangkaian
komponen elektronik menjadi rangkaian papan (board) PCB. 3. Kemudian langkah
selanjutnya adalah pemasangan komponen pada papan (board) PCB yang telah dibuat
dan pemasangan pada bagian pintu yang telah ditentukan. 4. Untuk langkah
selanjutnya adalah pengujian setiap rangkaian yang telah dibuat. b. Perancangan
Blok Diagram Perancangan sistem terdiri dari perancangan hardware yaitu cara
penempatan
komponen elektronik pada pintu, sedangkan
perancangan software yaitu penulisan instruksi dengan bahasa BASIC. Sistem
keamanan pintu rumah dengan menggunakan sidik jari merupakan sistem yang
terintegrasi dari beberapa komponen penunjang, yang mana komponen penunjang
tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu, bagian input yang merupakan kumpulan
beberapa sensor, kemudian yang kedua adalah bagian unit pemproses disini penulis
mengunakan ATMega8 sebagai kontroler utama, untuk bagian ketiga adalah bagian
output bagian ini merupakan bagian yang dikontrol oleh bagian 2 yaitu
mikrokontroler, salah satu bagian output juga berfungsi untuk berinterasi
dengan manusia, sedangkan bagian yang terakhir adalah bagian supply tegangan
dan arus untuk sistem. Sistem juga akan dilengkapi dengan buzzer yang akan
berbunyi apabila terjadi kondisi tertentu yang telah ditentukan
c. Cara Kerja Sistem Perancangan proses
alur kerja sistem diharapkan mampu menjadikan sistem pengaman pintu yang dibuat
dapat berjalan dengan baik. Alur kerja sistem yang dibuat sebagai garis
besarnya saja untuk mempermudah dalam penulisan kode program dan pembuatan
flowchart sistem nantinya. Sistem akan bekerja jika mikrokontroler ATMega 8
telah mendapatkan supply tegangan dan arus sebesar 5 volt. Berikut penjelasan
cara kerja sistem :
1. Langkah pertama ketika sistem
mendapatkan tegangan adalah sistem akan mengkonfigurasi penggunaan crystal,
port serta kecepatan data (baudrate), kemudian sistem akan mendeklarasikan
beberapa variable pendukung, yang mana variablevariable ini berfungsi untuk
menyimpan data-data dari sensor.
2. Langkah selanjutnya sistem akan mengecek
limit switch jika limit switch tidak dalam
keadaan tersentuh maka lampu indicator akan
menyala berwarna merah.
3. Ketika sensor limit swicth tersentuh
atau dengan kata lain posisi pintu tertutup, maka sistem akan menghidupkan
solenoid serta menyalakan lampu indicator yang berwarna hijau, untuk memberitahukan
kepada pemilik bahwa posisi pintu dalam keadaan terkuncil.
4.
Ketika dalam posisi terkunci ada 3 cara untuk membuka kunci pintu yang pertama
dengan menekan tombol push button yang posisinya berada didalam pintu dan yang
kedua meletakan sidik jari pada sensor fingerprint. Sidik jadi yang diletakan
haruslah jari yang telah terdaftar pada sistem sebelumnya. Yang ketiga dengan
menggunakan sensor sidik jari yang terdapat pada smartphone android yang
digunakan.
5. Sistem akan terus menerus mencari ID sidik
jari 1 detik sekali pada sensor fingerprint. ID akan dikirim apabila data
gambar sidik jari sama dengan data gambar sidik jari yang telah disimpan pada
memory EEPROM sensor.
6. Ketika tombol push button tertekan atau
ID sidik jari telah ditemukan maka sistem akan mematikan solenoid dan
menghidupkan lampu indicator warna merah.
7. Pintu juga dapat terbuka jika pada
aplikasi android mengirim data “ON” ke mikrokontroler via Bluetooth.
8. Langkah selanjutnya sistem akan
menghidupkan buzzer selama 1 detik yang menandakan bahwa status pintu sudah
tidak dalam keadaan terkuncil.
9. Langkah berikutnya Sistem akan kembali
pada point 2. Proses pendaftaran sidik jari untuk mengakses pintu dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pastikan posisi pintu dalam keadaan
terbuka dan letakan jari pada sensor fingerprint kemudian tekan tombol push
button sebanyak 5 kali. 2. Buzzer akan menyala sebanyak 3 kali, yang menandakan
sistem mencapture serta menyimpan sidik jari yang ditempelkan pada sensor. 3.
Lepaskan jari pada sensor ketika buzzer telah menyala 1 kali, ini menandakan
bahwa sistem telah berhasil menyimpan data sidik jari yang akan didaftarkan. 4.
Jika buzzer menyala 2 kali maka sistem gagal melakukan penyimpanan sidik jari
pada memory sistem.
4.
Pengujian dan Analisa
Pengujian sistem secara keseluruhan merupakan
poin yang memaparkan pengujian sistem berdasarkan kondisi sidik jari yang
berbada-beda sehingga diharapkan nantinya penulis dapat menyimpulkan kondisi
sistem terhadap sidik jari. Untuk pengujian aplikasi android tidak menjadi
prioritas utama pada sistem, dimana aplikasi android hanya menjadi fitur
tambahan pada sistem sehingga pengujian kompetibilitas perangkat tidak
dilakukan. Akan tetapi aplikasi yang dibuat dapat berkerja sempurna pada
android yang memiliki spesifikasi ukuran pixel layar sebesar 240x320 pixel,
320x480 pixel dan 560x960 pixel saja
a.Pengujian Pertama Pengujian pertama
sistem ditest dengan menggunkana sidik jari penulis, menggunakan sidik ibu jari
(jempol) sebelah kanan, sebelum proses pengujian maka terlebih dahulu ibu jari
sebelah kanan tersebut didaftarkan pada sensor fingerprint tersebut.
Langkah pengujianya adalah dengan
menempelkan jari tangan pada area sensor fingerprint dengan catatan bahwa
kondisi pintu dalam keadaan tertutup. Sehingga jika sensor berhasil
mengidentifikasi dan membaca sidik jari tersebut maka sistem akan menghidupkan
buzzer 1 kali dan solenoid aktif sehingga pintu dapat dibuka, serta melakukan
pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sistem didalam membaca sidik jari
tersebut. Pengujian petama dengan menggunakan sidik ibu jari (jempol) sebelah
kanan didapat bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dengan selang waktu
pembacaan dari mulai meletakan jari pada area sensor hingga pintu terbuka
adalah sebesar 2 detik. Atau dapat dikatakan bahwa didalam pengujian pertama
ini didapat bahwa sistem membutuhkan waktu 2 detik untuk dapat mengenali sidik
ibu jari sebelah kanan hingga pintu terbuka.
b.
Pengujian Kedua Pengujian kedua hampir sama dengan pengujian pertama baik dari
prosedur maupun yang lainya
c. Pengujian Ketiga Untuk mempercepat
proses pengujian maka pada pengujian ketiga ini penulis mengambil 2 kali
pengujian didalam melakukan pengujian yakni dengan object uji jari telunjuk
tangan sebelah kanan dan sebelah kiri. Dari pengujian tersebut maka didapatlah
data bahwa kedua waktu yang diperlukan oleh sistem untuk menbaca hingga pintu
terbuka (solenoid/buzzer on)
d. Pengujian Keempat Pengujian keempat
menggunakan object jari tengah tangan kanan dan tangan kiri penulis maka
didapatlah tabel 4.2 hasil pengujian berikut ini.
Tabel 4.2 Data Pengujian Kempat
e. Pengujian Kelima Pengujian kelima tidak
jauh bebeda dengan pengujian sebelumnya yang mana object uji menggunakan jari
manis pada tangan kanan dan tangan kiri penulis, pengujian jari manis bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh sistem dapat mengenali kelima jari sehingga
diharapakan penulis dapat mengambil kesimpulan dari sistem nantinya, adapun
data hasil pengujian kelima dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
f. Pengujian Keenam Pengujian keenam
menggunakan object jari kelingking tangan sebelah kanan dan kiri
penulis, dengan prosedur uji sistem sama
seperti yang sebelumnya, sehingga didapatlah tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4
Data Pengujian Keenam
Pembacaan jari kelingking sedikit lebih
lama dari 4 jari sebelumnya, ini disebabkan oleh alamat memori tanpa
penyimpanan scract dari jari kelingking lebih besar dari jari yang lain. Waktu
pembacaan 3 detik dirasakan masih dapat ditoleransi pada sistem.
g. Pengujian Ketujuh Pengujian ketujuh
menggunakan object yang berbeda baik dari segi ukuran fisik jari maupun dari
usia jari tersebut, pengujian ketujuh ini menggunakan jari seorang anak yang
berusia 10 tahun dengan berat badan 10kg berjenis kelamin perempuan, pengujian
dengan object anak-anak bertujuan untuk mencari parameter sistem apakah sistem
dapat mengenali dan membaca jari anak-anak atau tidak, yang mana tidak menutup
kemungkinan bahwa orang yang menggunkan sistem keamanan pintu yang dibuat oleh penulis
adalah keluarga yang mempunyai anak-anak berusia kurang lebih 10 tahun.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan kesepuluh jari pada anak tersebut, untuk
mencari unjuk kerja sistem yang dibuat. Maka didapatlah tabel 4.5 hasil
pengujian ketujuh berikut ini. Tabel 4.5 Data Pengujian Ketujuh
h. Pengujian Kedelapan Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem terhadap jarak antara Perangkat
kontrol dengan smatphone android. Sehingga dengan pengujian ini maka didapatlah
parameter spesifikasi alat nantinya. Untuk
melakukan pengujian unjuk kerja sistem terhadap jarak kontrol maka diperlukan
beberapa peralatan pendukung seperti berikut. 1. Smatphone android Samsung
galaxy young. 2. Perangkat Elektronik beserta mekanik. 3. Alat Tulis kantor.
Prosedur pengujian ini dilakukan sesuai dengan tahap alur kerja sistem, pertama
smatphone harus terkoneksi terlebih dahulu keperangkat Bluetooth HC-06 dan
penulis akan melakukan penekanan tombol open pintu pada layar LCD android,
serta sekaligus mengecek kodisi pintu terbuka atau tertutup. Batas jarak
pengujian dilakukan hingga koneksi perangkat Bluetooth pada smartphone android
dengan Bluetooth sistem terputus. Sedangakan untuk area pengujian dilakukan di
luar ruangan (outdoor) karena apabila dilakukan pada area dalam ruangan
(indoor) maka bentuk ruangan serta sekat-sekat antar ruangan juga akan
mempengaruhi sistem. Maka dari itu agar proses pengujian lebih mudah maka
penulis memilih menggunakan pengujian dari luar ruangan. Tabel 4.6 Tabel Hasil
Uji Sistem Terhadap Jarak
Hasil pengujian Sistem Secara keseluruhan
Setelah melakukan beberapa pengujian seperti di atas maka penulis dapat
beberapa data diantaranya sistem dapat mengidentifikasi atau mengenali sidik
jari berbagai posisi, serta sistem juga dapat membaca sidik jari dalam keadaan
kotor atau berdebu. Sedangkan untuk aplikasi android penulis hanya berfokus
pada android dengan OS gingerbread (2.3) dengan ukuran layar 240x340 pixel.
Sistem didesain dengan sampling timer sebesar 11 detik sekali
akan melakukan scaning sidik jari.
Sedangkan untuk jarak pancar antar Bluetooth sistem dengan perangkat android
maksimal sebesar 24 meter, apabila lebih dari itu aplikasi tidak akan
berfungsi. Permasalahan yang mungkin akan timbul oleh sistem adalah ketika
sistem tidak dapat bekerja atau bisa disebut sebagai gagal fungsi, menyikapi
hal tersebut solusi yang diberikan oleh penulis adalah melakukan flasing ulang
firmware mikrokontroler dengan menghubungkan perangkat Bluetooth dengan
komputer yang sebelumnya telah terinstal aplikasi Bascom AVR, akan tetapi
flasing firmware dengan komunikasi Bluetooth sering error jadi harus di
ulang-ulang sampai bisa terhubung. 5. Kesimpulan Adapun
kesimpulan
yang
dapat diambil dalam proses pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor sidik jari yang digunakan dapat mengidentifikasi sidik jari dengan
posisi yang berbeda, serta mampu membaca sidik jari dalam keadaan kotor. 2.
Jarak kontrol antara smartphone android dengan perangkat sistem maksimum
sebesar 24 meter. 3. Baudrate sensor fingerprint sebesar 57600bps ini merupakan
kecepatan pengiriman data default dari modul. 4. Sensor sidik jari dapat
membaca jari kanan maupun jari kiri. 5. Bluetooth yang digunakan pada sistem
adalah Bluetooth HC-06 dengan kecepatan tranmisi data sebesar 57600bps. 6.
Mikrokontroler ATMega8 dapat digunakan pada sistem untuk mengolah data dari
modul sidik jari untuk diteruskan pada solenoid.
7. Tampilan aplikasi android akan berjalan
sempurna jika ukuran layar dari smartphone android sebesar 240x320 pixel.
Ucapan Terima Kasih Terima kasih saya ucapkan kepada: 1. F. Trias Pontia W.
S.T, M.T, sebagai dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dengan baik
dalam proses tugas akhir ini. 2. Drs. Ade Elbani, M.T, sebagai dosen pembimbing
kedua yang telah mengarahkan dengan baik dalam proses tugas akhir ini. 3.
Laboratorium Mekatronika SMK Negeri 1 Singkawang yang telah menyediakan tempat
untuk pembuatan tugas akhir ini.
Daftar Pustaka
Ardrianto,H. 2008. Pemrograman Mikrokontroler
AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR). Bandung: Informatika
Bandung. Sejarah android http://Mekatronikacorner.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 30 juli jam 19.45 WIB Arifianto. Aplikasi Mirocontroler dalam duania
otomatisasi. Online: http://students.ukdw.ac.id/~robotic/Aplikasi
%20Microcontroller%20Dalam%20Dunia% 20Otomasi%20(B.%20Arifianto).pdf. Diakses
pada tanggal 2 Februari jam 19.30 WIB. Budiharto, Widodo. 2005. Perancangan
Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. Sejarah
Bluetooth http://Mekatronikacorner.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 juli
jam 11.25 WIB. Endra, Pitowarno.2006. Robot Desain, Kontrol, dan Kecerdasan
buatan. Jogyakarta: ANDI.