Kamis, 25 Juni 2020

Uas Kapita Selekta

UJIAN AKHIR SEMESTER
KAPITA SELEKTA

Dosen
Mohamad Ali Murtadho, S.Kom, M.Kom


Oleh :
Nama                  : Ichsan Royhanda Ardiansyah
NIM                    : 4117070
Kelas/Semester    : B/6

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG 2020
1.Pengalaman saya Ketika belajar online awalnya agak sedikit ada gangguan dikarenakan sinyal didaerah rumah saya yang kurang baik dan setelah satu bulan baru saya memasang wifi nah disitu saya dapat belajar dengan maksimal karena belajar secar online yang paling utama sebenarnya sinyal kita
Untuk kendala selain sinya ada tugas orang tua kadang jam yang akan kita ikuti untuk seminar berbenturan dengan kegiatan saya dirumah jadi harus mengalah salah satu
Dan saya pun mendapat pengalaman dari mengikuti berbagai situs online dan seminar yang berbau IT
2.Aktifitas selama belajar dirumah yang utama seharusnya membutuhkan kuota atau jaringan yang memadai untuk belajar secara daring dan online ,sudah banyak situs yang membuat kita untuk meningkatkan skill kita terutama di dunia coding seperti dicoding ,dicoding sendiri sangat bagus untuk yang ingin memperdalam ilmu coding dan banyak lagi situs lainnya
Disini selama saya mengikuti kegiatan daring secara online banyak hal yang sya ikuti mulai dari seminar online yang pembicaranya merupakan tokoh IT hebat dan saya bisa ambil pengalaman dari situ Ketika beliau memberikan pengalaman selama didunia IT,sebenarnya belajar secara online juga efektif untuk jenjang perkuliahan karena mahasiswa saya rasa sudah dituntut untuk memperdalam ilmunya secara mandiri dan tidak hanya mengandalkan dosen ataupun ilmu dari kampus untuk mengembangkan diri supaya dapat bersaing nantinya didunia kerja
3. Peran Teknologi Data dalam Mitigasi Penyebaran COVID-19

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) menyatakan pada tanggal 30 Januari 2020 bahwa virus corona atau yang sekarang disebut COVID-19, sebagai public-health emergency of international concern. Tidak disangka bahwa enam minggu setelah pengumuman tersebut, WHO menyatakan bahwa COVID-19 merupakan sebuah pandemik.Jika dibandingkan dengan virus-virus sejenis yang sebelumnya telah beredar dalam dua abad terakhir seperti SARS, dan Ebola, Covid-19 perlu menjadi perhatian khusus mengingat tingkat penyebaran dan infeksi virus ini yang tergolong cepat. Penyebaran COVID-19 juga “diperparah” dengan situasi dunia saat ini yang semakin terhubung dan terkoneksi, baik secara fisik maupun digital.Pemerintah di berbagai negara menerapkan kebijakan social distancing atau sering juga digunakan istilah physical distancing, yaitu kebijakan non-farmasi untuk mencegah penyebaran wabah dengan cara menjaga jarak antara setiap individual dan mengurangi frekuensi pertemuan diantara mereka. Banyak negara memanfaatkan teknologi untuk dapat mengetahui efektivitas kebijakan dimaksud. Namun karena perkembangan infrastruktur teknologi komunikasi yang berbeda pada masing-masing nagara, kita menyaksikan berbagai model pemanfaatan teknologi data yang menarik untuk menjadi pelajaran. COVID-19 sudah menjangkau lebih dari 190 negara. Dengan karakteristik tingkat penyebaran yang tinggi, semakin banyak negara, terutama dengan tingkat pasien positif tinggi, yang mengandalkan teknologi data untuk memitigasi dan memonitor penyebaran COVID-19 di negaranya masing-masing. Memang, terdapat kontroversi tersendiri terkait dengan penggunaan teknologi data ini, terutama di negara-negara demokratis, yang menyangkutpautkannya dengan perlindungan privacy seseorang. Menurut penelitian yang telah dilakukan pada saat epidemi serupa terjadi sebelumnya, data telepon seluler memainkan peranan yang penting dalam membendung penyebaran sebuah penyakit epidemik. Sebagai contoh, penggunaan data telepon seluler sudah menunjukkan potensi dalam memprediksi penyebaran spasial virus kolera selama epidemi kolera di Haiti pada tahun 2010, sementara penggunaan analisis data juga menunjukkan efektivitasnya selama krisis Ebola di kawasan Afrika Barat pada tahun 2014-2016. Dalam kasus Swiss, di mana sudah terdapat lebih dari 15.000 orang yang positif terjangkit COVID-19, Pemerintah setempat telah bekerja sama dengan operator seluler terbesar di Swiss, yaitu Swisscom, untuk mendeteksi dan melihat apakah masyarakat mematuhi imbauan Pemerintah, serta untuk melihat penyebaran kerumunan masyarakat dengan menggunakan data pengguna telepon genggam. Analisis data tersebut dilakukan secara anonim, sehingga tidak mengganggu privasi seseorang atau pengguna telepon genggam. Kerja sama Pemerintah Swiss dengan operator seluler ini semata-mata dalam rangka mengurangi penyebaran pandemik COVID-19  Kita juga dapat melihat bagaimana negara-negara lain memanfaatkan teknologi data yang tersedia untuk mengatasi COVID-19 ini. Di Amerika Serikat (AS), sejumlah startup sedang mengerjakan aplikasi untuk memantau dan melacak infeksi dan penyebaran COVID-19. Pemerintah AS juga sedang berbicara dengan Facebook, Google dan perusahaan teknologi lainnya tentang kemungkinan menggunakan data lokasi dan pergerakan dari telepon genggam untuk memerangi COVID-19. Negara-negara Eropa memanfaatkan jaringan telepon genggam secara anonim untuk mengamati seberapa baik masyarakatnya mematuhi imbauan Pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Kebijakan yang lebih keras dilakukan oleh Israel. Pemerintah setempat dapat melacak pasien atau individu yang dinyatakan positif COVID-19, sementara Iran juga mengambil langkah serupa yang memungkinkan Pemerintah melacak individu yang positif melalui aplikasi khusus.



Jurnal

RANCANG BANGUN PENGAMAN PINTU MENGGUNAKAN SIDIK JARI (FINGERPRINT) DAN SMARTPHONE ANDROID

Abstrak
 Judul penelitian ini adalah sistem keamanan pintu menggunakan sidik jari (fingerprint) berbasis mikrokontroler. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem keamanan pintu dengan menggunakan fingerprint dan aplikasi yang dipasang pada smartphone android. Fingerprint yang telah diakses oleh jari-jari dari anggota keluarga akan memberikan data kepada mikrokontroler untuk diolah yang kemudian akan memberikan perintah kepada mikrokontroler untuk diolah yang kemudian akan memberikan perintah kepada solenoid untuk membuka kunci pintu. Selain itu sistem keamanan ini juga dapat dikendalikan lewat smartphone android yang telah diinstal aplikasi yang dirancang sendiri oleh penulis. Metode penelitian dalam skripsi ini meliputi studi pustaka, perancangan sistem, pembuatan mekanik, perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan baik pada mekanik maupun pada elektronik yang telah dibuat serta melihat tujuan dari penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: peralatan ini telah diuji dan dapat digunakan untuk membantu sistem keamanan pada pintu rumah dengan menggunakan fingerprint dan smartphone android.

Kata kunci : Sidik Jari (Fingerprint), Smartphone Android



1.       Pendahuluan Salah satu pemicu tindak kejahatan kriminalitas adalah adanya perbedaan tingkat kesejahteraan di masyarakat yang sangat jauh. Perampokan yang terjadi di rumah, maupun kantor sangat sering kita dengar akhir-akhir ini, apalagi musim hari raya tiba. Seperti himbauan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan sejak dua tahun lalu, ada peningkatan pencurian dengan sasaran rumah kosong yang ditinggal mudik para pemiliknya. "Tahun 2010 kejahatan tersebut mencapai 174 kejadian, sedangkan tahun 2011,Tindak kriminal perampokan sangat membuat warga masyarakat resah, khususnya di daerah perkotaan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari tindak kriminal perampokan pada rumah maupun kantor, seperti menyewa pertugas keamanan seperti satpam untuk berjaga-jaga. Tentu hal ini akan menambah pengeluaran biaya perbulannya. Seringkali kita melihat kejadian perampokan rumah maupun kantor masuk melalui jalur pintu dan jendela, untuk jalur jendela dapat diatasi dengan memasang trailis besi, sedangkan untuk jalur pintu sedikit sulit karena lebar pintu yang terlalu besar serta merupakan akses utama masuk dan keluarnya orang. Saat ini tingkat keamanan kunci pintu yang ada dipasaran sudah dapat dikatakan tidak aman lagi. Dengan bermodalkan 2 kawat seseorang dapat membukan kunci pintu dengan mudah hanya dalam hitungan menit saja. Disinilah awal dari permasalah tersebut, sistem keamanan kunci yang lemah. Penerapan teknologi elektronika sebagai salah satu solusi diangap paling relevan untuk di terapkan. Adapun sistem pengaman yang akan dibuat oleh penulis adalah sistem pengaman yang dilengkapi dengan autentifikasi biomedik atau biasa disebut sebagai sidik jari yang dilengkapi dengan kontrol dari smartphone android. Seseorang harus menempelkan jarinya pada sensor apabila ingin membuka pintu rumah, pintu akan terbuka jika sidik jari yang di tempelkan sama dengan data sidik jari pada sistem atau seseorang dapat membuka pintu rumah hanya dengan manjalankan aplikasi yang sebelumnya telah terinstal di smartphone android. Judul yang akan di angkat oleh penulis adalah “Rancang Bangun Pengaman Pintu Menggunakan Sidik Jari (Fingerprint) dan Smartphone Android”

2.       Tinjauan Pustaka Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karenapernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai ke semua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu. Sensor sidik jari (Fingerprint) telah banyak yang beredar di pasaran, untuk itu salah satu sensor sidik jari yang murah meriah akan tetapi sangat baik kerjanya adalah fingerprint dari adafruit.com yang mana sensor ini akan mengirim data ID sidik jari memalui komunikasi serial. Berikut gambar dan spesifikasi sensor fingerprint dari


Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang dapat digunakan untuk mengendalikan suatu sistem, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks. Chip ini dibuat dengan beberapa ciri khasnya, yaitu memiliki memori internal yang relatif sedikit dengan beberapa varian seperti memiliki unit input/output langsung, memproses bit, memiliki program relatif sederhana yang berhubungan langsung dengan input/output. Sedangkan untuk aplikasinya, sistem ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu memiliki program khusus yang disimpan dalam memori untuk aplikasi tertentu,
mengkonsumsi sedikit daya, murah, memiliki rangkaian dan unit input/output yang sederhana dan kompak, serta tahan lama. Chip ini mudah diprogram, sederhana dan baik untuk para pemula atau profesional dibidang elektronika (Usman, 2008). Mikrokontroler ATMega 8 merupakan mikrokontroler CMOS dengan daya rendah yang memiliki AVR RISC 8 bit. Instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan dijalankan hanya dengan satu siklus clock. Struktur I/O yang baik dengan sedikit komponen tambahan diluar. Fasilitas internal yang terdapat pada mikrokontroler ATMega 8 adalah UART, Pulse Width Modulation (PWM), ADC, Analog Comperator, timers, SPI, pull-up resistors, Ocilators dan watch-dog timers.
Buzzer adalah komponen elektronik yang dapat menimbulkan suara dari membran yang terdapat kumparan. Dengan kata lain buzzer berfungsi untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara, buzzer bekerja pada tegangan DC sedangkan speaker bekerja pada tegangan AC. Harga buzzer di pasaran relatif cukup murah dengan spesifikasi yang bermacam-macam, tegangan kerja dari buzzer juga bervariasi diantaranya 5V, 9V, 12V, 24V dan lain-lain. Aplikasi buzzer biasanya digunakan untuk indikator sistem yang menyatakan kondisi tertentu. Gambar 2.3 adalah gambar salah satu buzzer yang digunakan pada sistem manometer digital ini dengan tegangan kerja 5 volt.
Integrated Voltage Regulator circuit atau biasa disebut dengan regulator 3 terminal merupakan sebuah komponen elektronika yang dirancang untuk mempertahankan tegangan output serta memiliki riple yang kecil, dan didalam penggunaanya cukuplah mudah. Gambar 2.4 merupakan contoh IC regulator tengangan positif 3 terminal 7805.
Driver dibutuhkan untuk menguatkan tegangan maupun arus, seperti yang diketahui penulis bahwa mikrokontroler tidak dapat dihubungkan kebagian beban yang membutuhan arus dan tegangan lebih dari 5 volt. Oleh sebab itu penulis membutuhkan sebuah perangkat yang bernama driver, yang mana driver ini bertujuan untuk menggerakan aktuator atau untuk menaikan maupun menstabilkan tegangan output. Salah satu IC yang dapat dijadikan driver adalah IC keluaran dari MICREL
3.       Metodologi Penelitian a. Langkah-langkah Perancangan Langkah perancangan alat ini yaitu perancangan elektronik yang meliputi semua tahap dari pengerjaan yang berhubungan langsung dengan rangkaian, diantaranya adalah: 1. Desain Rangkaian atau dengan kata lain menganalisis rangkaian yang dibutuhkan untuk menunjang kerja sistem. 2. Pembuatan layout pada PCB merupakan langkah pembuatan dari skematik rangkaian komponen elektronik menjadi rangkaian papan (board) PCB. 3. Kemudian langkah selanjutnya adalah pemasangan komponen pada papan (board) PCB yang telah dibuat dan pemasangan pada bagian pintu yang telah ditentukan. 4. Untuk langkah selanjutnya adalah pengujian setiap rangkaian yang telah dibuat. b. Perancangan Blok Diagram Perancangan sistem terdiri dari perancangan hardware yaitu cara penempatan
komponen elektronik pada pintu, sedangkan perancangan software yaitu penulisan instruksi dengan bahasa BASIC. Sistem keamanan pintu rumah dengan menggunakan sidik jari merupakan sistem yang terintegrasi dari beberapa komponen penunjang, yang mana komponen penunjang tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu, bagian input yang merupakan kumpulan beberapa sensor, kemudian yang kedua adalah bagian unit pemproses disini penulis mengunakan ATMega8 sebagai kontroler utama, untuk bagian ketiga adalah bagian output bagian ini merupakan bagian yang dikontrol oleh bagian 2 yaitu mikrokontroler, salah satu bagian output juga berfungsi untuk berinterasi dengan manusia, sedangkan bagian yang terakhir adalah bagian supply tegangan dan arus untuk sistem. Sistem juga akan dilengkapi dengan buzzer yang akan berbunyi apabila terjadi kondisi tertentu yang telah ditentukan
c. Cara Kerja Sistem Perancangan proses alur kerja sistem diharapkan mampu menjadikan sistem pengaman pintu yang dibuat dapat berjalan dengan baik. Alur kerja sistem yang dibuat sebagai garis besarnya saja untuk mempermudah dalam penulisan kode program dan pembuatan flowchart sistem nantinya. Sistem akan bekerja jika mikrokontroler ATMega 8 telah mendapatkan supply tegangan dan arus sebesar 5 volt. Berikut penjelasan cara kerja sistem :
1. Langkah pertama ketika sistem mendapatkan tegangan adalah sistem akan mengkonfigurasi penggunaan crystal, port serta kecepatan data (baudrate), kemudian sistem akan mendeklarasikan beberapa variable pendukung, yang mana variablevariable ini berfungsi untuk menyimpan data-data dari sensor.
2. Langkah selanjutnya sistem akan mengecek limit switch jika limit switch tidak dalam
keadaan tersentuh maka lampu indicator akan menyala berwarna merah.
3. Ketika sensor limit swicth tersentuh atau dengan kata lain posisi pintu tertutup, maka sistem akan menghidupkan solenoid serta menyalakan lampu indicator yang berwarna hijau, untuk memberitahukan kepada pemilik bahwa posisi pintu dalam keadaan terkuncil.
 4. Ketika dalam posisi terkunci ada 3 cara untuk membuka kunci pintu yang pertama dengan menekan tombol push button yang posisinya berada didalam pintu dan yang kedua meletakan sidik jari pada sensor fingerprint. Sidik jadi yang diletakan haruslah jari yang telah terdaftar pada sistem sebelumnya. Yang ketiga dengan menggunakan sensor sidik jari yang terdapat pada smartphone android yang digunakan.
5. Sistem akan terus menerus mencari ID sidik jari 1 detik sekali pada sensor fingerprint. ID akan dikirim apabila data gambar sidik jari sama dengan data gambar sidik jari yang telah disimpan pada memory EEPROM sensor.
6. Ketika tombol push button tertekan atau ID sidik jari telah ditemukan maka sistem akan mematikan solenoid dan menghidupkan lampu indicator warna merah.
7. Pintu juga dapat terbuka jika pada aplikasi android mengirim data “ON” ke mikrokontroler via Bluetooth.
8. Langkah selanjutnya sistem akan menghidupkan buzzer selama 1 detik yang menandakan bahwa status pintu sudah tidak dalam keadaan terkuncil.
9. Langkah berikutnya Sistem akan kembali pada point 2. Proses pendaftaran sidik jari untuk mengakses pintu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pastikan posisi pintu dalam keadaan terbuka dan letakan jari pada sensor fingerprint kemudian tekan tombol push button sebanyak 5 kali. 2. Buzzer akan menyala sebanyak 3 kali, yang menandakan sistem mencapture serta menyimpan sidik jari yang ditempelkan pada sensor. 3. Lepaskan jari pada sensor ketika buzzer telah menyala 1 kali, ini menandakan bahwa sistem telah berhasil menyimpan data sidik jari yang akan didaftarkan. 4. Jika buzzer menyala 2 kali maka sistem gagal melakukan penyimpanan sidik jari pada memory sistem.

4.       Pengujian dan Analisa

 Pengujian sistem secara keseluruhan merupakan poin yang memaparkan pengujian sistem berdasarkan kondisi sidik jari yang berbada-beda sehingga diharapkan nantinya penulis dapat menyimpulkan kondisi sistem terhadap sidik jari. Untuk pengujian aplikasi android tidak menjadi prioritas utama pada sistem, dimana aplikasi android hanya menjadi fitur tambahan pada sistem sehingga pengujian kompetibilitas perangkat tidak dilakukan. Akan tetapi aplikasi yang dibuat dapat berkerja sempurna pada android yang memiliki spesifikasi ukuran pixel layar sebesar 240x320 pixel, 320x480 pixel dan 560x960 pixel saja
a.Pengujian Pertama Pengujian pertama sistem ditest dengan menggunkana sidik jari penulis, menggunakan sidik ibu jari (jempol) sebelah kanan, sebelum proses pengujian maka terlebih dahulu ibu jari sebelah kanan tersebut didaftarkan pada sensor fingerprint tersebut.
Langkah pengujianya adalah dengan menempelkan jari tangan pada area sensor fingerprint dengan catatan bahwa kondisi pintu dalam keadaan tertutup. Sehingga jika sensor berhasil mengidentifikasi dan membaca sidik jari tersebut maka sistem akan menghidupkan buzzer 1 kali dan solenoid aktif sehingga pintu dapat dibuka, serta melakukan pengukuran waktu yang dibutuhkan oleh sistem didalam membaca sidik jari tersebut. Pengujian petama dengan menggunakan sidik ibu jari (jempol) sebelah kanan didapat bahwa sistem dapat bekerja dengan baik dengan selang waktu pembacaan dari mulai meletakan jari pada area sensor hingga pintu terbuka adalah sebesar 2 detik. Atau dapat dikatakan bahwa didalam pengujian pertama ini didapat bahwa sistem membutuhkan waktu 2 detik untuk dapat mengenali sidik ibu jari sebelah kanan hingga pintu terbuka.
 b. Pengujian Kedua Pengujian kedua hampir sama dengan pengujian pertama baik dari prosedur maupun yang lainya
c. Pengujian Ketiga Untuk mempercepat proses pengujian maka pada pengujian ketiga ini penulis mengambil 2 kali pengujian didalam melakukan pengujian yakni dengan object uji jari telunjuk tangan sebelah kanan dan sebelah kiri. Dari pengujian tersebut maka didapatlah data bahwa kedua waktu yang diperlukan oleh sistem untuk menbaca hingga pintu terbuka (solenoid/buzzer on)
d. Pengujian Keempat Pengujian keempat menggunakan object jari tengah tangan kanan dan tangan kiri penulis maka didapatlah tabel 4.2 hasil pengujian berikut ini.
Tabel 4.2 Data Pengujian Kempat
e. Pengujian Kelima Pengujian kelima tidak jauh bebeda dengan pengujian sebelumnya yang mana object uji menggunakan jari manis pada tangan kanan dan tangan kiri penulis, pengujian jari manis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sistem dapat mengenali kelima jari sehingga diharapakan penulis dapat mengambil kesimpulan dari sistem nantinya, adapun data hasil pengujian kelima dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
f. Pengujian Keenam Pengujian keenam menggunakan object jari kelingking tangan sebelah kanan dan kiri
penulis, dengan prosedur uji sistem sama seperti yang sebelumnya, sehingga didapatlah tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Data Pengujian Keenam
Pembacaan jari kelingking sedikit lebih lama dari 4 jari sebelumnya, ini disebabkan oleh alamat memori tanpa penyimpanan scract dari jari kelingking lebih besar dari jari yang lain. Waktu pembacaan 3 detik dirasakan masih dapat ditoleransi pada sistem.
g. Pengujian Ketujuh Pengujian ketujuh menggunakan object yang berbeda baik dari segi ukuran fisik jari maupun dari usia jari tersebut, pengujian ketujuh ini menggunakan jari seorang anak yang berusia 10 tahun dengan berat badan 10kg berjenis kelamin perempuan, pengujian dengan object anak-anak bertujuan untuk mencari parameter sistem apakah sistem dapat mengenali dan membaca jari anak-anak atau tidak, yang mana tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang menggunkan sistem keamanan pintu yang dibuat oleh penulis adalah keluarga yang mempunyai anak-anak berusia kurang lebih 10 tahun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kesepuluh jari pada anak tersebut, untuk mencari unjuk kerja sistem yang dibuat. Maka didapatlah tabel 4.5 hasil pengujian ketujuh berikut ini. Tabel 4.5 Data Pengujian Ketujuh

h. Pengujian Kedelapan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem terhadap jarak antara Perangkat kontrol dengan smatphone android. Sehingga dengan pengujian ini maka didapatlah
parameter spesifikasi alat nantinya. Untuk melakukan pengujian unjuk kerja sistem terhadap jarak kontrol maka diperlukan beberapa peralatan pendukung seperti berikut. 1. Smatphone android Samsung galaxy young. 2. Perangkat Elektronik beserta mekanik. 3. Alat Tulis kantor. Prosedur pengujian ini dilakukan sesuai dengan tahap alur kerja sistem, pertama smatphone harus terkoneksi terlebih dahulu keperangkat Bluetooth HC-06 dan penulis akan melakukan penekanan tombol open pintu pada layar LCD android, serta sekaligus mengecek kodisi pintu terbuka atau tertutup. Batas jarak pengujian dilakukan hingga koneksi perangkat Bluetooth pada smartphone android dengan Bluetooth sistem terputus. Sedangakan untuk area pengujian dilakukan di luar ruangan (outdoor) karena apabila dilakukan pada area dalam ruangan (indoor) maka bentuk ruangan serta sekat-sekat antar ruangan juga akan mempengaruhi sistem. Maka dari itu agar proses pengujian lebih mudah maka penulis memilih menggunakan pengujian dari luar ruangan. Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Sistem Terhadap Jarak

Hasil pengujian Sistem Secara keseluruhan Setelah melakukan beberapa pengujian seperti di atas maka penulis dapat beberapa data diantaranya sistem dapat mengidentifikasi atau mengenali sidik jari berbagai posisi, serta sistem juga dapat membaca sidik jari dalam keadaan kotor atau berdebu. Sedangkan untuk aplikasi android penulis hanya berfokus pada android dengan OS gingerbread (2.3) dengan ukuran layar 240x340 pixel. Sistem didesain dengan sampling timer sebesar 11 detik sekali
akan melakukan scaning sidik jari. Sedangkan untuk jarak pancar antar Bluetooth sistem dengan perangkat android maksimal sebesar 24 meter, apabila lebih dari itu aplikasi tidak akan berfungsi. Permasalahan yang mungkin akan timbul oleh sistem adalah ketika sistem tidak dapat bekerja atau bisa disebut sebagai gagal fungsi, menyikapi hal tersebut solusi yang diberikan oleh penulis adalah melakukan flasing ulang firmware mikrokontroler dengan menghubungkan perangkat Bluetooth dengan komputer yang sebelumnya telah terinstal aplikasi Bascom AVR, akan tetapi flasing firmware dengan komunikasi Bluetooth sering error jadi harus di ulang-ulang sampai bisa terhubung. 5. Kesimpulan Adapun

kesimpulan

 yang dapat diambil dalam proses pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Sensor sidik jari yang digunakan dapat mengidentifikasi sidik jari dengan posisi yang berbeda, serta mampu membaca sidik jari dalam keadaan kotor. 2. Jarak kontrol antara smartphone android dengan perangkat sistem maksimum sebesar 24 meter. 3. Baudrate sensor fingerprint sebesar 57600bps ini merupakan kecepatan pengiriman data default dari modul. 4. Sensor sidik jari dapat membaca jari kanan maupun jari kiri. 5. Bluetooth yang digunakan pada sistem adalah Bluetooth HC-06 dengan kecepatan tranmisi data sebesar 57600bps. 6. Mikrokontroler ATMega8 dapat digunakan pada sistem untuk mengolah data dari modul sidik jari untuk diteruskan pada solenoid.
7. Tampilan aplikasi android akan berjalan sempurna jika ukuran layar dari smartphone android sebesar 240x320 pixel. Ucapan Terima Kasih Terima kasih saya ucapkan kepada: 1. F. Trias Pontia W. S.T, M.T, sebagai dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dengan baik dalam proses tugas akhir ini. 2. Drs. Ade Elbani, M.T, sebagai dosen pembimbing kedua yang telah mengarahkan dengan baik dalam proses tugas akhir ini. 3. Laboratorium Mekatronika SMK Negeri 1 Singkawang yang telah menyediakan tempat untuk pembuatan tugas akhir ini.




Daftar Pustaka


 Ardrianto,H. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan Bahasa C (Code Vision AVR). Bandung: Informatika Bandung. Sejarah android http://Mekatronikacorner.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 juli jam 19.45 WIB Arifianto. Aplikasi Mirocontroler dalam duania otomatisasi. Online: http://students.ukdw.ac.id/~robotic/Aplikasi %20Microcontroller%20Dalam%20Dunia% 20Otomasi%20(B.%20Arifianto).pdf. Diakses pada tanggal 2 Februari jam 19.30 WIB. Budiharto, Widodo. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. Sejarah Bluetooth http://Mekatronikacorner.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 juli jam 11.25 WIB. Endra, Pitowarno.2006. Robot Desain, Kontrol, dan Kecerdasan buatan. Jogyakarta: ANDI.